HAIJATENG.COM – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo – Gibran terang-terangan menyebut pertemuan tokoh masyarakat di Rembang bermuatan kampanye politik negatif.
“Mereka merekayasa narasi bertopeng moral dan nilai-nilai yang ditujukan semata untuk menjatuhkan nama baik Pak Prabowo dan Mas Gibran,” kata Komandan Relawan TKN
Prabowo – Gibran, Haris Rusly Moti.
Haris Rusly Moti mengatakan, mereka penganut teori konflik sosial sebagai strategi untuk memasarkan Capres dan Cawapres yang diusungnya.
“Banyak pihak yang panik, ketika hasil survey sejumlah lembaga survey menempatkan pasangan Prabowo-Gibran di posisi teratas,” katanya, dalam keterangan tertulisnya, Senin 13 November 2023
Baca Juga:
Inilah Sejumlah Poin Penting dalam Debut Presiden Prabowo Subianto di KTT G20 Rio de Janeiro, Brasil
Adhisty Zara Ungkap Alasan Kini Makin Nyaman Berjilbab, Berawal dari Akting Berperan Kenakan Jilbab
Angin Kencang Melanda Bantul, Seorang Warga Meninggal Dunia Akibat Tertimpa Bangunan yang Roboh
Menurutnya, panik dan takut kalah tersebut yang melahirkan reaksi membabibuta yang ditujukan untuk menjatuhkan pasangan Prabowo – Gibran.
Baca artikel lainnya di sini : Survei Indikator Sebut Prabowo – Gibran Unggul Elektabilitas Raih 39,7 Persen di Simulasi 3 Nama Paslon
“Kami menghimbau kepada seluruh komunitas relawan pendukung pasangan Prabowo – Gibran,” kata Haris Rusly Moti.
Di bawah ini keterangan tertulis Komandan Relawan TKN Prabowo – Gibran, Haris Rusly Moti, selengkapnya, sebagai berikut:
Baca Juga:
Prabowo Subianto Tunjuk Kementerian Pertanian Sebagai Leading Sector Kejar Target Swasembada Pangan
Baca artikel lainnya, di sini: Jasa Siaran Pers Solusi untuk Kebutuhan Publikasi Press Release Secara Serentak di Puluhan Media dan Setiap Hari
Pertama, kami menghormati perbedaan pandangan politik yang disampaikan oleh sejumlah tokoh masyarakat yang mengatasnamakan Majelis Permusyawaratan Rembang.
Namun, perlu dipahami pertemuan tersebut adalah bagian dari strategi kampanye politik Pilpres yang diduga dikendalikan oleh Tim Sukses Capres tertentu.
Beberapa nama diantara tokoh masyarakat yang berkumpul tersebut adalah Tim Sukses “terselubung” Capres tertentu.
Baca Juga:
Bahlil Lahadalia Sebut Posisi Ketua MPR Hasil Pertukaran dengan Jumlah Menteri, Ini Tanggapan NasDem
Prabowo Sebut Demokratisasi yang Paling Cepat Dirasakan Rakyat adalah Akses Pendidikan dan Kesehatan
Kedua, sejumlah tokoh masyarakat yang berkumpul di Rembang tersebut sebetulnya mereka adalah “pembenci” atau “haters” nya Prabowo dalam dua kali Pilpres sebelumnya.
Mereka akan terus mencari cara untuk menjatuhkan kredibilitas Prabowo.
Beberapa nama yang berkumpul tersebut pernah tampil menjadi tim kampanye di Pilpres 2019, dengan rekam jejak sebagai spesialis kampanye negatif.
Mereka merekayasa narasi bertopeng moral dan nilai-nilai yang ditujukan semata untuk menjatuhkan nama baik Pak Prabowo dan Mas Gibran.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Ketiga, walaupun apa yang mereka sampaikan tersebut bernada pesan moral dan nilai-nilai, namun tendensinya sangat kuat mengandung “kepentingan” politik Pilpres.
Cara yang mereka gunakan adalah model kampanye negatif untuk mendelegitimasi pasangan Capres dan Cawapres Prabowo – Gibran.
Mereka memoles “kepentingan” politik Pilpres dengan isu moral dan nilai-nilai.
Keempat, mereka menjadikan sejumlah isu sebagai senjata, termasuk putusan Mahkamah Konstitusi yang mengatur batas usia Capres dan Cawapres yang menguntungkan anak muda.
Seandainya Gibran tidak berpasangan dengan Prabowo, tapi berpasangan dengan Capres yang mereka usung, dipastikan beberapa dari tokoh masyarakat yang berkumpul di Rembang tersebut akan mendukung putusan MK tersebut.
Kelima, jika kita perhatikan situasi Pilpres sebelumnya, kelompok di belakang mereka tersebut sangat diuntungkan oleh rekayasa situasi konflik sosial.
Mereka panik ketika pasangan Prabowo-Gibran yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju beserta segenap ratusan komunitas relawan tampil sejuk dan tidak melayani konfrontasi dan provokasi yang mereka ciptakan.
Mereka penganut teori konflik sosial sebagai strategi untuk memasarkan Capres dan Cawapres yang diusungnya.
Keenam, banyak pihak yang panik, ketika hasil survey sejumlah lembaga survey menempatkan pasangan Prabowo-Gibran di posisi teratas.
Bahkan berpotensi menjadi pemenang dalam satu putaran Pilpres.
Panik dan takut kalah tersebut yang melahirkan reaksi membabibuta yang ditujukan untuk menjatuhkan pasangan Prabowo – Gibran.
Ketujuh, kami menghimbau kepada seluruh komunitas relawan pendukung pasangan Prabowo – Gibran.
Yang terdiri dari ratusan komunitas relawan Prabowo, ratusan komunitas relawan Gibran dan komunitas relawan Jokowi.
Untuk tidak terpancing dengan provokasi untuk memicu konflik sosial yang sengaja direkayasa pihak tertentu.
Kedelapan, kami menyerukan kepada seluruh kontestan Pileg dan Pilpres 2024 untuk menjaga situasi yang aman, damai, rukun sejuk serta taat pada putusan Mahkamah Konstitusi yang sudah final dan mengikat.***