HAIJATENG.COM – Faktor geopolitik dan situasi global sangat krusial dalam menentukan nasib bangsa Indonesia kedepan.
Jika Indonesia gagal mengelola transisi kekuasaan secara baik akan beresiko terhadap kekacauan sosial.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menyampaikan hal itu di Jakarta, Senin (12/2/2024).
“Konteks global, geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi sangat penting pada Pilpres kali ini. Indonesia berada dalam posisi yang krusial dalam menghadapi resiko-resiko global.”
Baca Juga:
Inilah Sejumlah Poin Penting dalam Debut Presiden Prabowo Subianto di KTT G20 Rio de Janeiro, Brasil
Adhisty Zara Ungkap Alasan Kini Makin Nyaman Berjilbab, Berawal dari Akting Berperan Kenakan Jilbab
Angin Kencang Melanda Bantul, Seorang Warga Meninggal Dunia Akibat Tertimpa Bangunan yang Roboh
“Kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang strategis dan visioner untuk mengelola hal tersebut. ” jelas Budiman Sudjatmiko kepada wartawan.
Budiman menguraikan, bahwa setidaknya ada tiga faktor geopolitik di yang menjadi resiko tingkat global hari ini.
Baca artikel lainnya di sini : Polri Tegaskan Penyataan Politisi PDIP Henry Yosodiningrat Soal Arahan Kapolri ke Binmas Polda adalah Hoaks
“Tiga faktor itu yang pertama adalah kondisi pasca pandemi, kedua; perang antar negara besar, dan yang ketiga; revolusi industri ke 4.” jelasnya.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Tunjuk Kementerian Pertanian Sebagai Leading Sector Kejar Target Swasembada Pangan
Pada faktor Pandemi, Budiman menjelaskan bahwa kondisi dunia yang hari ini masih berusaha pulih dari Pandemi Covid 19 mirip dengan kondisi seabad lalu saat pemulihan dari Pandemi Flu Spanyol.
Lihat juga konten video, di sini: Bersama Prabowo dan Ratusan Ribu Warga di Sidoarjo, Jawa Timur, Gus Miftah Pimpin Sholawat
Pada faktor perang, Budiman menyebut hari ini terjadi perang yang konstan di berbagai belahan dunia, seperti perang Barat via Ukraina melawan Rusia.
“Faktor terakhir adalah revolusi industri; yang mana abad lalu terjadi revolusi industri kedua lewat penggunaan listrik.”
Baca Juga:
Bahlil Lahadalia Sebut Posisi Ketua MPR Hasil Pertukaran dengan Jumlah Menteri, Ini Tanggapan NasDem
Prabowo Sebut Demokratisasi yang Paling Cepat Dirasakan Rakyat adalah Akses Pendidikan dan Kesehatan
“Sementara yang sekarang adalah revolusi industri keempat lewat penggunaan teknologi digital dan biologis.” urainya.
Akibat dari tiga faktor tersebut di awal abad lalu telah terjadi transformasi dunia secara masif dan berujung pada konflik-konflik di seluruh dunia.
“Muncul kesadaran nasionalisme di negara-negara jajahan yang menggugat kolonialisme.”
“Muncul pula gerakan-gerakan sosialisme di negara-negara penjajah yang menggugat kapitalisme.”
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Ini menyebabkan konflik yang besar, perebutan sumber daya, dan akhirnya perang dunia ke-2. Ini semua dimulai dari munculnya tiga faktor itu.” jelas Budiman.
Meskipun tidak mengharapkan hal tersebut terjadi kembali, Budiman Sudjatmiko mewanti-wanti agar Indonesia bersiap dalam menghadapi dinamika geopolitik global tersebut.
“Jika terjadi eskalasi global, Indonesia memiliki resiko yang cukup tinggi. Indonesia termasuk kedalam kategori negara yang kaya raya dari sisi sumber daya alam.”
“Namun sumber daya manusia-nya tergolong biasa-biasa saja, dan kita tidak punya senjata nuklir.” jelas Budiman.
“Negara seperti kita, jika tidak dikelola dengan baik, rentan dimasuki dominasi dan kepentingan asing.”
“Bila terjadi konflik sosial yang menjurus kepada dua hal, yaitu konflik antar-kelas dan konflik suku atau agama.”lanjutnya.
Dalam menghadapi hal tersebut, Budiman menekankan bahwa Indonesia butuh kepemimpinan yang berkelanjutan yang sifatnya strategik dan visioner.
“Transformasi global ini merupakan sebuah proses panjang, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang visioner dan strategik untuk minimal satu generasi kedepan untuk mengawal Indonesia.”
“Jadi bukan pemimpin saja, tapi lebih dari satu pemimpin yang punya visi dan strategi yang berkelanjutan.” jelasnya.
Pemilihan Umum Tahun 2024, dan khususnya Pemilihan Presiden, menurut Budiman adalah salah satu bagian penting yang sangat menentukan arah Indonesia dalam merespon situasi global.
“Hari ini kita sudah berada di posisi global yang strategis dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi.”
“Dengan banyaknya sumber daya alam yang kita kuasai dan dibutuhkan dalam global supply chain.” jelas Budiman.
“Melanjutkan hal ini dalam sebuah transisi yang damai kepemimpinan yang visioner strategik, adalah hal yang penting untuk dilaksanakan.” pungkasnya.***
Artikel di atas juga sudah dìterbitkan di portal berita nasional Adilmakmur.co.id
Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Hallokampus.com dan Cantik24jam.com